Friday 29 November 2013

CASTOR OIL

Castor Oil is a vegetable oil obtained by pressing the seeds of the castor plant ( Ricinus Communis ). The common name " Castor Oil " probably comes from its uses as a replacement for castoreum, a parfume base made from the dried perineal glands of the beaver.

Castor oil is a colorless to very pale yellow liquid with mild or no odor or taste. Its boiling point is 313 0C ( 595 0F )and its density is 961 kg/m3. It is a triglyceride in which approximately 90 percent of fatty acid chains are ricinoleate. Oleate and llinoleates are the other significant components.

Castor oil and its derivatives are used in the manufacturing of soaps, lubricants, hydraulic and brake fluids, paints, dyes, coating, inks, cold resistant plastic, waxes and polishes, nylon, pharmaceuticals and perfumes.

Source : wikipidia.

Iwan Tan
Direct : +62 21 30338514
smintikimia@yahoo.co.id

Read More..

BAYNOX, ANTIOXIDANT FOR BIODIESEL

Biodiesel is perishable and starts to oxidise as soon as it has been produced. It reacts with atmospheric oxygen to produce volatile compounds, corrosive carboxylic acids and polymerized / cross-linked biodiesel gums that can damage diesel engine components. Already certain fuel pump manufacturers have withdrawn warranties for B100 because of such gums and residues which are not due to biodiesel itself, rather the biproducts of biodiesel oxidation.

Baynox prevent the premature oxidation of unsaturated biodiesel esters and hence the formation of these problematic biproducts-keeping biodiesel fresh and extending it's shelf life.

Baynox is especially suitable for biodiesel produced from vegetable oils with a low content of multiple unsaturated fatty acids and an iodin number of <120.
If the activity is not sufficient, it is recommended to use the stronger product Baynox Plus instead.

Baynox stops the oxidation of biodiesel and improves the stability in the rancimat test according to DIN EN 14214.  In this way the product inhibits the formation of corrosive acids ( which lead to an increased filter blocking tendency ) due to oxidation of the biodiesel.

It is recommended to prepare a solution of 15-20% of Baynox in biodiesel, to filter the solution prior to use and to add this solution to the final biodiesel.

For any further information please call Michael Thang, 08164850242, chemical_info@yahoo.com.

Succes for you all,

Michael Thang

Read More..

Wednesday 27 November 2013

CUTTING OIL

Cutting Oil

Adalah cairan yang dibutuhkan dalam proses pendinginan pada pemotongan besi. Sehingga besi potong tidak mudah cepat rusak atau aus.

Cutting oil atau disebut juga Metal Cutting Fluid banyak di gunakan pada proses pemotongan besi. Proses pemotongan dibagi dalam beberapa istilah sb :

1. Grinding
2. Milling
3. Boring
4. Turning

Cutting oil ada 2 tipe :
1. Soluble Cutting Oil
    Penggunaan Cutting Oil dengan cara di campur air dengan perbandingan tergantung kebutuhan. Efek    
    negatif yang ditimbulkan adalah timbulnya bau dari bakteri yang hidup karena pencampuran dengan air.

2. Neat Cutting Oil
    Penggunaan Cutting Oil dengan cara tanpa pencampuran, Cutting oil jenis ini termasuk kategori Cutting
    Oil yang siap pakai.  Biasanya digunakan pada proses pengerjaan metal dengan tingkat kekerasan yang
    amat tinggi.

Informasi selengkapnya dan kebutuhan Cutting Oil  jangan sungkan hubungi kami.

Salam Sukses
MT
08164850242
chemical_info@yahoo.com

Read More..

Sunday 10 November 2013

Bentonite

Bentonite terbentuk dari abu vulkanik, Unsur (Na,Ca)0.33(Al,Mg)2Si4O10(OH)2·(H2O). Sifat materialnya tidak menyerap air. Banyak digunakan sebagai bahan kosmetikkeramiksemenadhesivescat dan lain sebagainya. Selain di Indonesia banyak terdapat diAmerika UtaraAustraliaAfrika dan banyak negara lainya. Bentonite dipergunakan juga untuk penahan longsor tanah pada saat melakukan pengeboran pada pekerjaan borepile, masukan bentonite pada lubang yang di bor kemudian tunggu berapa saat dan lakukan kembali supaya bentonitenya bisa mempekeras permukaan dinding tanah yang di bor.

    Bentonit adalah suatu istilah nama dalam dunia perdagangan yang sejenis lempung plastis yang mempunyai kandungan mineral monmorilonit lebih dari 85% dengan rumus kimianya Al2O3.4SiO2 x H2O. Nama ini diusulkan pertama kali oleh Knight (1898) untuk nama sejenis lempung koloid yang ditemukan pada formasi Benton “Rock Creek” Wyoming Amerika Serikat.

    Penamaan istilah bentonit diusulkan sebagai pengganti dari istilah nama lain sebelumnya yaitu:  “Soapy Clay” atau “Taylorit” yang dipopulerkan oleh Taylorite pada tahun 1888. Sedangkan nama monmorilonit itu sendiri berasal dari Perancis pada tahun 1847 untuk penamaan sejenis lempung  yang terdapat di Monmorilon Prancis yang dipublikasikan pada tahun 1853 – 1856. Grim pada tahun (1968) mengelompokkan monmorilonit ini kedalam Smektit Group sub kelompok smektit di-oktahedral (heptaphyllitic) bersama dengan beidelit dan nontronit. Sedangkan sub kelompok lainnya adalah smektit tri-oktahedral (cetaphyllitic) yang terdiri dari mineral hektorit dan saponit.Secara megaskopis bentonit dapat diamati secara langsung dengan ciri khas yaitu : mempunyai kilap lilin, lunak, berwarna abu-abu kecoklatan sampai kehijauan.

Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's EarthActivated clayadalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earthdigunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak.

     Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a.                  Tipe Wyoming ( Na-bentonit-Swelling bentonit )
Na bentonite memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu didalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium ( Na+ ).

b.                  Mg, ( Ca-bentonite – non swelling bentonite )
Tipe bentonite ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonite dalam pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.

Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.

Genesa bentonite secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam  yaitu :
a.       Terjadi karena pengaruh pelapukan.
Pelapukan sebagai faktor utama yang menyebabkan terbentuknya jenis mineral lempung. Dalam proses ini adalah komposisi mineral batuan, komposisi kimia dari air dan daya alir air tersebut dalam batuan. Secara umum faktor yang berpengaruh adalah iklim, macam batuan, relief dan tumbuh-tumbuhan yang berada di atas batuan tersebut.

b.      Terjadi karena pengaruh hydrotermal.
Proses hydrothermal mempengaruhi alterasi yang sangat lemah sehingga mineral-mineral yang kaya akan magnesium seperti hornblende dan biotit cenderung membentuk chlorit. Pada alterasi lemah kehadiran unsur-unsur logam alkali dan alkali tanah, kecuali kalium, mineral-mineral mika, ferramagnesia dan feldspar plagioklas umumnya akan membentuk montmorilonit terutama disebabkan adanya magnesium.  Kehadiran kalium baik yang berasal dari feldspar ataupun mika primer yang terbentuk karena alterasi hydrothermal membentuk zona-zona lingkaran dengan susunan serisit, kaolinit, montmorilonit dan chlorit.

c.       Terjadi karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan didalam air (lakustrin sampai neritic).

Proses tranformasi (ubahan) dari abu vulkanis yang mempunyai komposisi gelas akan menjadi mineral lempung (devitrivikasi) yang lebih sempurna terutama pada daerah danau, lautan dan cekungan sedimentasi. Tranformasi dari gunung berapi yang sempurna akan terjadi apabila debu gunung api diendapkan dalam cekungan seperti danau dan laut. Bentonit yang terjadi akibat proses tranformasi umumnya bercampur dengan sedimen laut lainnya yang berasal dari daratan seperti batu pasir dan lanau.

d.      Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa ( alkali ) dan sangat silikan.

Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat berbentuk tidak saja dari tufa tetapi dapat berupa endapan sedimen dalam suasana basa (alkali) yang sangat silikan (authigenic neoformation) dan terbentuk pada cekungan sedimen yang bersifat basa dimana unsur pembentukannya antara lain karbonat, silika pipih, phospat laut dan unsur lainnya yang bersenyawa dengan unsur alluminium dan magnesium.

Berdasarkan kenampakan di lapangan terutama pengamatan secara megaskopis terhadap beberapa singkapan bentonit yang muncul pada beberapa daerah diketahui bahwa endapan bentonit yang terbentuk pada daerah Wonosari dan sekitarnya, terjadi karena adanya proses pelapukan secara dominan yang dicirikan dengan adanya perubahan warna pada beberapa daerah yang masih termasuk di dalam proses pembentukannya dimana adanya cekungan dan daerah dataran sedang.

Bentonit dapat digunakan untuk memperkecil nilai resistansi pembumian (grounding sistem). Bentonit  yang biasa digunakan untuk sistem pembumian adalah bentonit dengan Tipe Na dengan pH 10. Hal ini dikarenakan bentonit dengan pH > 7 memiliki sifat basa dimana basa tidak akan menyebabkan korosi dan akan menjaga kandungan phosphor pada tanah sehingga tanah akan tetap subur.
Read More..